Di Bali Ini Bukan Musrik Tapi Simbiosis Mutualisme

Posted by Author Monday, October 28, 2013 0 comments
Tuhan menciptakan alam semesta beserta segala isinya, kita manusia sebagai makhluk ciptaanNya yang paling sempurna sesungguhnya sangat kecil di hadapanNya. Manusia hanyalah bagian yang sangat kecil dari sebuah sistem besar ciptaanNya yang disebut alam semesta, sebagai bagian dari sebuah sistem, manusia memiliki ikatan yang sangat erat dengan segala sesuatu yang ada di alam, hampir semua kebutuhan hidup dan mati manusia berasal dari alam. Begitupun sebaliknya, alam sangat tergantung dari perilaku umat manusia yang hidup di bumi ini, perilaku yang baik dan peduli terhadap alam paling tidak akan menjamin kemampuan alam untuk tetap bisa mendukung kehidupan manusia, begitu juga sebaliknya, perilaku yang tidak baik terhadap alam akan berakibat berkurangnya kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Inilah yang disebut dengan rantai kehidupan, di mana antara yang satu dengan lainnya saling membutuhkan untuk bisa bertahan hidup.

Pohon adalah salah satu makhluk hidup ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari alam yang sangat dibutuhkan manusia, mungkin sebelum membaca lebih jauh artikel ini, mari kita bayangkan jika bumi ini tanpa pohon atau tumbuh-tumbuhan. Tidak hanya sebagai sumber makanan, pohon juga memiliki beberapa fungsi yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi, diantaranya adalah sebagai tempat berteduh atau pengendali suhu bumi dan atmosfer, pohon juga berfungsi sebagai pengikat tanah di tempatnya tumbuh. Berkurangnya jumlah pohon juga dianggap sebagai salah satu penyebab naikknya suhu udara di bumi atau yang lebih dikenal sebagai pemanasan global atau global warming.

Sebenarnya dalam artikel ini saya akan membahas sebuah fakta unik yang ada di bali tentang pohon, fakta yang menjadi salah satu bagian kehidupan spiritual yang harmonis antara manusia dan alam. Orang bali dikenal dengan kehidupannya yang sangat dekat dengan alam terutama pemeluk Agama Hindu, kedekatan ini bisa kita perhatikan atau kita lihat dari kehidupan spiritual keagamaan masyarakat Hindu Bali, dari tempat suci atau pura sampai prosesi keagamaan Umat Hindu bali tidak bisa dilepaskan dari alam. Salah satu contoh nyata hubungan yang harmonis antara masyarakat bali dengan alam adalah bagimana masyarakat bali memperlakukan pohon-pohon yang ada di sekitarnya, terutama pohon-pohon besar atau pohon-pohon tertentu, bahkan pada hari tertentu yang disebut Tumpek Bubuh atau Tumpek Uduh atau Tumpek pengatag, masyarakat bali melakukan upacara ritual khusus untuk tanaman terutama tanaman produktif yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.

Bukan suatu hal yang aneh apabila pohon-pohon besar di bali selalu dipenuhi oleh sesajen khas masyarakat Hindu Bali, ini bisa kita lihat pada pohon-pohon besar yang ada disepanjang jalan yang kita lalui di pulau bali, dari jalan pedesaan sampai di perkotaan. Bagi orang awam mungkin menganggap hal ini sebagai musrik, tapi segala sesuatu akan memiliki makna atau pilosofi yang berbeda jika di lihat dari sisi atau perspektif yang berbeda pula. Dari pengalaman saya sendiri sebagai orang bali yang tinggal di bali, ritual meletakkan sesajen
di pohon-pohon oleh masyarakat Hindu bali dilakukan tanpa ada permintaan-permintaan tertentu kepada pohonnya seperti yang kita saksikan di sinetron-sinetron, apalagi sampai ada yang menyembah dan menyebut nama-nama yang konon sebagai penunggu pohon tersebut seperti mbah suro, mbah rogo, nyi kembang dan sebagainya. Apa yang sudah saya sampaikan akan menjadi tidak objektif apabila tidak dibuktikan sendiri oleh orang lain atau sobat yang membaca artikel ini, tapi saya yakin apabila orang yang melakukan aktivitas seperti ini (meletakkan sesajen di pohon) ditanya siapa penunggu pohon yang disesajeni jawabannya pasti "tidak tahu", ya karena memang tidak ada penunggunya. Dari pengamatan saya pribadi pohon bagi orang bali hanyalah sebagai bentuk visualisasi dari Tuhan Yang Maha Esa, dan masyarakat yang meletakkan sesajen di sana berharap pohon bisa menjadi sumber inspirasi dan energi untuk kehidupan yang lebih baik.


di bali


Pohon-pohon tertentu di bali, biasanya pohon besar dan sudah tua dihias atau dilingkari dengan kain warna putih, kuning atau warna poleng (kotak-kotak hitam putih) dan di dekatnya dibuat semacam tugu yang disebut pelinggih dari yang semi permanen sampai permanen sebagai tempat meletakkan sesajen. Apapun pendapat orang adalah sah-sah saja, namun segala sesuatu di dunia ini selalu memiliki sisi negatif dan positif. Ada sesuatu positif yang bisa kita ambil dari aktivitas meletakkan sesajen pada pohon yang dilakukan oleh masyarakat Hindu bali, bagaimana masyarakat Hindu bali menjaga dan menghormati alam lingkungannya, keberadaan pohon akan terjaga dan lestari karena tidak ada yang berani mengusik dan merusaknya, yang pada akhirnya akan terbentuk satu hubungan yang saling menguntungkan antara pohon dengan kelangsungan hidup manusia.

Gambar-gambar di atas saya ambil hanya di seputaran kota denpasar, kota metropolitan yang berkembang dengan pesat, artinya di kota metropolitan saja masih ditemukan pohon-pohon yang begitu dijaga oleh masyarakat sekitarnya, apalagi di daerah-daerah lain di bali sampai dengan ke pelosok-pelosok.


Baca Selengkapnya ....

Fakta Unik Dan Menarik Pulau Bali

Posted by Author Wednesday, October 2, 2013 1 comments
Sebagai tujuan wisata utama dunia, nama pulau bali tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, pantai berpasir putih dan budayanya yang khas acapkali menjadi pemberitaan yang tidak ada habisnya oleh media masa lokal dan internasional, jadi suatu hal yang lumrah jika nama pulau bali dengan berbagai daya tariknya diketahui oleh banyak orang. Tetapi apakah pulau bali hanya tentang daerah tujuan wisata yang indah, yang mempesona, yang eksotis ? tentu saja tidak, begitu banyak fakta unik dan menarik lainnya yang tidak pernah diexpose media, mungkin karena dianggap tidak bernilai jual atau mungkin karena memang tidak tahu, nah berikut beberapa fakta unik dan menarik pulau bali yang jarang diketahui orang dan diexpose oleh media

1.  Pulau dengan populasi anjing terbesar di indonesia

Tidak ada data statistik resmi yang saya gunakan dalam menentukan fakta ini Tapi dari pengamatan saya selama bertahun-tahun sebagai orang yang lahir dan besar di pulau bali dan sampai saat ini masih berdomisili di bali. Sudah tidak bisa saya ingat lagi berapa ekor anjing yang pernah saya dan keluarga pelihara sampai dengan saat ini, ada beberapa alasan kenapa saya sekeluarga gemar memelihara anjing, salahsatunya karena saya sekeluarga adalah penyayang binatang. Kenapa saya berani mengatakan bahwa daerah dengan populasi anjing terbesar di indonesia adalah bali ? karena hampir di setiap rumah, paling tidak sebagian lebih yang ada di bali memiliki binatang peliharaan yang pada umumnya adalah anjing, dengan alasan terbanyak adalah sebagai penjaga rumah. Fakta menarik ini sebenarnya bisa kita lihat dengan mudah tanpa harus masuk ke halaman rumah orang untuk melihat apakah si pemilik rumah memelihara anjing atau tidak. Anjing peliharaan di bali terutama dari ras lokal biasanya dibiarkan berkeliaran bebas, dari gang-gang sempit sampai jalan utama di perkotaan, jalan di bali yang terbebas dari anjing hanyalah jalan tol. Pada tahun 2011 populasi anjing di bali mengalami penurunan seiring dengan mewabahnya virus rabies di bali yang memakan beberapa orang korban akibat gigitan anjing rabies, banyak anjing terutama anjing yang berkeliaran di jalan harus dieleminasi atau disuntik mati oleh dinas terkait untuk mengurangi atau menghentikan penyebaran virus rabies pada manusia akibat gigitan anjing. Sampai dengan saat ini populasi anjing di pulau bali masih cukup besar meskipun sudah banyak yang dieleminasi akibat virus rabies.

2.  Lokasi judi sabung ayam terbanyak di indonesia

Sabung ayam atau tajen adalah jenis permainan judi yang paling banyak digemari masyarakat bali yang suka bermain judi, bisa dikatakan sabung ayam adalah jenis permainan judi tertua yang ada di bali. Tidak terlalu sulit untuk mencari lokasi sabung ayam di pulau bali, apalagi di beberapa tempat sabung ayam sudah menjadi kegiatan rutin para bebotoh, sebutan untuk orang bali yang suka bermain judi. Hampir semua desa di bali memiliki arena sabung ayam, namun kebanyakan bersifat temporary yang hanya digunakan pada saat hari-hari tertentu pelaksanaan upacara adat saja. Sampai dengan saat ini, sabung ayam masih menjadi polemik di kalangan masyarakat bali, bagi sebagian masyarakat, sabung ayam atau tajen (baca judi) ini merupakan salah satu atraksi budaya yang harus dipertahankan sedangkan sebagian masyarakat lagi memiliki pendapat yang sebenarnya sama tetapi tanpa unsur judi, sabung ayam tetap dijadikan atraksi budaya untuk wisatawan tanpa ada taruhan. Perlu diketahui bahwa sabung ayam ini (baca bukan judi) pada mulanya hanyalah salah satu bagian dari prosesi upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat bali, namun dengan berjalannya waktu sabung ayam disalahgunakan sebagai permainan judi dengan adanya taruhan.

3.  Banyak hari libur

Begitu banyak praktek keagamaan dan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat hindu bali. Sebagai masyarakat yang memegang teguh tradisi dan budaya, kegiatan upacara adat dan agama hampir dilakukan setiap hari oleh masyarakat bali yang mayoritas pemeluk Agama Hindu. Aktivitas keagamaan yang dilakukan disebut yadnya, mulai dari yang terkecil sampai dengan besar yang bagi masyarakat hindu bali dianggap sebagai hari raya keagamaan. Dari sekian banyak hari raya keagamaan agama hindu, hanya satu yang memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah NKRI sebagai hari libur nasional yaitu Hari Raya Nyepi (tahun baru caka). Oleh karena hal tersebut, pemerintah provinsi bali mengeluarkan kebijakan untuk memberikan hari libur terutama untuk instansi pemerintahan dan sekolah pada saat hari raya yang belum diakuai sebagai hari libur nasional oleh pemerintah pusat. Beberapa hari raya tersebut misalnya hari penampahan galungan, hari raya galungan, hari manis galungan, hari raya kuningan, pagerwesi, saraswati. Karena hari libur di bali mengikuti hari libur nasional ditambah hari libur lokal yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi bali, maka pulau bali memiliki banyak libur dan merupakan suatu kebetulan saja jika namanya pulau bali (banyak libur).

4.  Provinsi terkecil ke 3 di indonesia

Dengan luas 5.449,37 km2, bali merupakan provinsi terkecil ketiga di indonesia setelah DKI Jakarta dengan luas 740,29 km2 dan DI Yogyakarta dengan luas 3.133,15 km2. Terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kotamadya provinsi bali yang beribukota di denpasar kaya akan beragam seni dan budaya, meskipun bali tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah namun provinsi bali adalah salah satu penyumbang devisa terbesar indonesia dari sektor pariwisata.  

5.  Mayoritas penduduknya keturunan jawa

Runtuhnya kerajaan majapahit membawa migrasi besar-besaran dari tanah jawa, terutama jawa timur ke pulau bali. Orang-orang dari tanah jawa tersebut selanjutnya bermukim dan menetap di pulau bali sampai sekarang, termasuk leluhur saya. Bukti dari fakta tersebut bisa ditemukan di sebagian besar pura kawitan atau pura keluarga yang ada di bali, di mana pura keluarga yang berasal dari keturunan majapahit akan terdapat simbol berupa kepala rusa atau menjangan yang merupakan simbol dari kerajaan majapahit jaman dulu. Sedangkan penduduk asli bali dari jaman prasejarah sampai saat ini masih ada di bali, tepatnya di beberapa desa yang disebut dengan desa bali aga diantaranya adalah desa terunyan yang ada di kabupaten bangli dan desa tenganan yang terletak di kabupaten karangasem.

6.  Memiliki dualisme pemerintahan desa

Kehidupan masyarakat bali tidak bisa dilepaskan dari adat istiadat dan tradisi yang merupakan warisan dari leluhur dan harus selalu dijaga, di sisi lain bali merupakan bagian dari NKRI yang harus tunduk dengan segala birokrasi dan peraturannya. Tata kelola pemerintahan dinas terutama di tingkat desa harus bisa bersinergi dengan adat istiadat yang berlaku di bali, hal ini bertujuan agar kekayaan budaya bali tetap lestari sebagai khasanah budaya bangsa indonesia, oleh karena itu terdapat dua sistem pemerintahan yang berlaku di tingkat desa di bali yaitu dinas dan adat. Dualisme ini bukan berarti suatu pertentangan, tetapi sebuah sinergi yang saling melengkapi, struktur pemerintahan desa di bali terdiri dari desa dinas dan desa pekraman. Desa dinas memiliki struktur sesuai dengan yang berlaku di indonesia sedangkan desa pekraman memiliki bendesa adat yang setingkat dengan kepala desa dinas dan klian adat setingkat dengan kepala lingkungan. Desa pekraman di bali dinaungi oleh MUDP (majelis utama desa pekraman) di tingkat provinsi.

Jika digali lagi, masih banyak fakta lainnya yang tidak diketahui oleh banyak orang dan luput dari perhatian kita selama ini. Sampai saat ini hanya beberapa saja yang sudah terlintas di pikiran saya dan artikel tentang fakta unik dan menarik pulau bali ini pada akhirnya akan menjadi referensi tambahan bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih banyak tentang bali.

Fakta unik dan menarik pulau bali ini berdasarka pengamatan dan pengalaman saya sebagai orang bali.



Baca Selengkapnya ....
Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Artikel Eriana Jayadi.